Kamis, 19 Desember 2013

Godaan Wanita Lebih Dahsyat Di banding Godaan Setan





Allah ta’ala berfirman tentang godaan wanita,

إِنَّ كَيْدَكُنَّ عَظِيمٌ...

“Sesungguhnya godaan kalian wahai para wanita begitu besar.” [Yusuf: 28]

Allah ta’ala berfirman tentang godaan setan,

إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا

“Sesungguhnya godaan setan itu lemah.” [An-Nisa: 76]

Asy-Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithi rahimahullah berkata,

هَذِهِ الْآيَةُ الْكَرِيمَةُ إِذَا ضُمَّتْ لَهَا آيَةٌ أُخْرَى حَصَلَ بِذَلِكَ بَيَانُ أَنَّ كَيْدَ النِّسَاءِ أَعْظَمُ مِنْ كَيْدِ الشَّيْطَانِ

“Ayat yang mulia ini (An-Nisa: 76), apabila dipadukan dengan ayat yang lain (Yusuf: 28), maka hasilnya adalah penjelasan bahwa GODAAN WANITA lebih dahsyat dibanding GODAAN SETAN.” [Adhwaul Bayan fi Idhahil Qur’an bil Qur’an, 2/217]

Asy-Syaikh AbdurRahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata,

والكيد: سلوك الطرق الخفية في ضرر العدو، فالشيطان وإن بلغ مَكْرُهُ مهما بلغ فإنه في غاية الضعف

“Godaan yang dimaksud adalah menempuh cara-cara yang samar dalam membahayakan musuh. Maka setan, meskipun godaannya telah sedemikian rupa namun ia sangat lemah.” [Taysirul Karimir Rahman, hal. 187]

Sungguh dahsyat godaan wanita, walaupun setan sudah mengerahkan segenap “POTENSI” yang ada pada dirinya untuk menyesatkan anak Adam, tetapi ternyata godaannya tidak bisa menyamai, apalagi lebih dari godaan wanita. Namun sayang, ternyata setan pun bisa memanfaatkan wanita sebagai SENJATAnya.

Rasulullah shallallahu’ala­ihi wa sallam bersabda,

الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ، وَإِنَّهَا إِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ، وَإِنَّهَا أَقْرَبُ مَا يَكُونُ إِلَى اللَّهِ وَهِيَ فِي قَعْرِ بَيْتِهَا

“Wanita adalah AURAT, dan apabila ia keluar dari rumahnya maka setan akan menghiasinya, dan sesungguhnya seorang wanita lebih dekat kepada Allah ta’ala ketika ia berada di dalam RUMAHnya.” [HR. At-Tirmidzi & Ath-Thabarani, dan lafaz ini milik beliau, dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu’an­hu, Ash-Shahihah 2688]

Selasa, 05 November 2013

Kisah Malaikat Maut



Allah swt bertanya kepada Malaikat pencabut nyawa, Izrail, "Apakah engkau kasihan terhadap hamba-hambaKu ketika mencabut nyawanya?"

Malaikat Izrail mejawab, "Ya allah, sepanjang masa, aku merasa kasihan kepada hamba-hambaMu. Aku pergi ke sebuah rumah dan harus mencabut nyawa sang ayah dari rumah itu. Sementara anaknya masih balita. Aku merasa kasihan kepada mereka. Terkadang aku harus mencabut nyawa seorang pemudah di hadapan ayah dan ibunya. Mereka sangat mencintai pemuda itu. Aku merasa kasihan kepada mereka. Ketika aku hendak mencabut nyawa seorang ibu, anak-anaknya yang masih kecil berkumpul dan menangis mengelilinginya. Kematian ibu itu menyebabkan anak-anak kecil itu menjadi yatim. Tapi, apa yang bisa kulakukan di hadapan perintahMu. Jadi, aku merasa kasihan terhadap semua mahkukMu."

Allah swt bertanya kepada malaikat Izrail, "Siapakah di antara hamba-hamba-Ku yang lebih engkau kasihani?"
Malaikat Izrail menjawab, "Ketika sebuah kapal berlayar di tengah lautan. Engkau memerintahkanku untuk menenggelamkan kapal itu, kecuaili seorang wanita dan bayinya yang baru lahir. Engkau memerintahkanku agar membiarkan mereka berdua tetap hidup. Wanita itu meletakkan bayinya di dalam secarik kain. Kemudian Engkau perintahkan aku untuk mencabut nyawa wanita itu. Bayi itu tinggal sendirian. Aku merasa kasihan pada bayi itu. Ombak lautan mengguncang bayi itu kesana-kemari. Hatiku sangat iba padanya"

Allah swt bertanya kepada Izrail, "Wahai Izrail, apakah engkau tahu apa yang Aku lakukan terhadap bayi itu? Aku perintahkan ombak lautan untuk membawa bayi itu menuju sebuah pulau yang air dan udaranya bersih. Aku perintahkan angin untuk tidak mengguncang bati itu. Aku perintahkan awan untuk tidak menurunkan hujan. Aku perintahkan matahari untuk tidak membakar bayi itu dengan panas teriknya. Di suatu pulau, seekor harimau melahirkan anaknya. Aku perintahkan harimau itu untuk menyusui bayi manusia itu. Harimau menyusui bayi itu hingga ia tumbuh besar dan menjadi anak yang pemberani."

Ketika anak itu dewasa, sebuah kapal melewati pulau itu. Aku jadikan penumpang kapal itu mencintai anak itu. Mereka pun mengambilnya dan membawanya ke kota. Wahai Izrail, dengan berjalannya waktu dan upaya yang gigih, anak itu akhirnya menjadi raja. Ketika dia menunjukkan permusuhan denganKu, Aku mengutus Ibrahim menjadi Nabi supaya dia (Nabi Ibrahim) mengenalkan padanya tentang-Ku. Akan tetapi raja yang bernama Namrud itu malah berkata, "Aku adalah tuhan di bumi dan aku menyatakan perang kepada Tuhan langit."

"Namrud membuat sebuah kotak dan mengikatkannya pada kaki empat ekor burung rajawali. Namrud membiarkan rajawali itu kelaparan selama beberapa masa dan kemudian memberinya makan sekerat daging. Lalu Namrud duduk di dalam kotak dan membiarkan rajawali itu terbang ke langit. Di tangannya Namrud memegang busur dan anak panah. Setelah terbang tinggi, Namrud melepaskan anak panah ke arah langit. Aku memerintahkan Jibril mengambil seekor ikan laut untuk dijadikan sasaran panah Namrud."

"Malaikat Jibril bertanya pada-Ku, 'Ya Allah, Namrud datang untuk memerangi-Mu, Mengapa Engkau melimpahkan rahmat dan kasih sayang seperti ini kepadanya?'

"Kami (Allah) berfriman pada Jibril, Wahai dia (Namrud) datang untuk memerangi-Ku, tapi Kami tidak memeranginya. Apapun yang dilakukannya dia tetap hamba Kami. Dan jika dia datang kepada Kami dengan sebuah harapan, maka Kami tidak akan memupuskan harapannya."

Kamis, 31 Oktober 2013

Cukuplah Mati Sebagai Pengingat



"Dan Dialah yang telah menghidupkan kamu,kemudian mematikan kamu,kemudian menghidupkan kamu[lagi]sesungguh nya manusia benar benar mengingkari nikmat"(Qs.Al-Hajj:66)

Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW berkata:"perbanyaklah mengingat penuntas kelezatan,yaitu kematian"(HR.Tirmidzi)

Cukuplah kematian sebagai pengingat kematian,karna dengan mengingat kematian akan menambah frekuensi ibadah kepada-Nya,

Maut kapan saja bisa menghampiri dan tidak akan pernah keliru dalam hitungan nya,Maut pun tidak ada yang mengetahui kapan datang nya melainkan Allah SWT.
maka jauhilah hal hal yang tidak berguna dan tak bermanfaat dalam hidup

"tiap tiap yang berjiwa akan,kiamat sajalah di sempurnakan pahala mu.barang siapa di jauhkan dari neraka dan di masukan dalam surga maka sungguh ia telah beruntung.kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan"(Qs.Ali-Imran:185)

Rabu, 30 Oktober 2013

Azab Buat Permepuan Yang Tidak Mau Berjilbab


Wahai saudariku, Kami mengingatkan sebuah pesan dari Nabi Kita, Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam tentang Hijab.

1. Azab buat perempuan yang membuka rambut kepalanya selain suaminya adalah;

‘‘Rambutnya akan digantung dengan api Neraka sehingga mendidih otaknya dan ini terjadi sampai berapa lama ia di dunia semasa hidupnya belum menutup rambut kepalanya...’’

2. Azab buat perempuan yang suka berpakaian seksi dan menonjolkan dadanya adalah;

‘‘Digantung dengan rantai api neraka dimana dada dan pusatnya diikat dengan api neraka serta betis dan pahanya diberikan panggangan seperti manusia memanggang kambing di dunia dan api neraka ini sangat memedihkan perempuan ini...!!!’’

3. Azab buat perempuan yang suka menjadi penggoda dan berusaha menggairahkan pria lain dengan tubuhnya yang aduhai adalah;

‘‘Perempuan ini mukanya akan menghitam dan memakan isi perutnya sendiri...’’

Selasa, 29 Oktober 2013

Azab Pedih Bagi Orang Yang Tak Mau diam Saat Adzan Berkumandang


Kebanyakan orang yang nazak,saat hampir tiba ajalnya,tidak dapat berkata apa-apa …
Lidahnya kelu,keras dan hanya mimik mukanya yang menahan
kesakitan ‘sakaratul maut’. Ini sebabnya adalah kebiasaan remeh
kita yang sering tidak mendiamkan diri saat adzan berkumandang.

Diriwayatkan sebuah hadist:“Hendaklah kamu
mendiamkan diri ketika azan, jika tidak ALLAH akan kelukan lidahnya ketika maut menjemput. ”

Ini jelas menunjukkan, kita disarankan agar mendiamkan diri dan jangan berkata apa-apapun semasa azan berkumandang.

Sebagai seorang Muslim, kita wajib menghormati azan. Azan itu Banyak fadhilahnya(keuntungan).
Sebuah hadist shahih berbunyi “Seandainya memang mengetahui apa yang terkandung dalam adzan dan barisan pertama
(dalam shalat berjamaah), kemudian mereka tidak mendapatinya kecuali dengan cara mengundinya, pasti
mereka mengundinya”(Bukhari dan Muslim).

Jika terhadap lagu kebangsaan saja kita diajari agar berdiri tegak dan diamkan diri,mengapa ketika azan
yang merupakan panggilan ALLAH,kita tidak mendiamkan diri? Itulah makanya,ALLAH mengkelukan
lidahnya saat sakaratul maut datang.

Kita takut dengan kelunya lidah ketika ajal hampir tiba dengan tidak
sanggup mengucap kalimah “Lailahaillallah …”.

Padahal barangsiapa yang dapat mengucapkan kalimah ini ketika
nyawanya akan dicabut ALLAH,dengan izin-Nya ALLAH menjanjikan masuk syurga.

Oleh karena itu, marilah kita sama-sama menghormati azan dan mohon kepada ALLAH supaya lidah ini tidak
kelu ketika nyawa kita sedang dicabut.

Minggu, 27 Oktober 2013

Iblis Makhluk Pertama Yang Sombong



“Dan janganlah kamu menganggap dirimu suci, Dia-lah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (An-Najm [53]: 32).

Suatu hari seorang Sahabat mencap temannya yang selalu berpakaian bagus dan berpenampilan mewah sebagai orang yang sombong. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyangkal pernyataan tersebut. Sebaliknya, beliau mendefinisikan orang sombong adalah yang “menolak kebenaran dan menganggap remeh orang lain”.

Orang yang merasa dirinya suci termasuk bagian dari kesombongan, karena telah menempatkan dirinya pada posisi tertentu yang secara spiritual lebih tinggi dibanding yang lain. Jika perasaan suci itu dinampakkan secara pasif disebut ujub, tapi jika sudah dimanifestasikan secara aktif menjadi kibr atau takabur (kesombongan). Baik kesombongan yang disembunyikan (pasif) maupun kesombongan yang dinampakkan (aktif) sama bahayanya, baik untuk diri mereka sendiri maupun bagi orang lain.

Makhluk pertama yang menunjukkan secara terang-terangan kesombongannya adalah iblis, hanya karena ia merasa “bahan bakunya” lebih baik dibanding dengan bahan baku Adam. Ia menolak dipersamakan dengan Adam, apalagi harus sujud kepadanya. Perbedaan bahan baku itulah yang menginspirasi iblis menyombongkan diri di hadapan penciptanya sendiri, Allah Subhanahu wa Ta’ala. “Aku lebih baik daripadanya, Engkau ciptakan aku dari api, sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.” (Al-A’raf [7]: 12).

Inspirasi kesombongan itu bisa tercetus dari berbagai hal yang dianggap istimewa atau lebih dari yang lain. Seseorang bisa menyombongkan kekuasaan yang dimilikinya, sebagaimana Fir’aun yang berkata, “Bukankah kerajaan Mesir itu milikku….?” (Az-Zukhruf [43]: 51).

Bisa juga orang menyombongkan kekayaannya, sebagaimana Qarun yang mengklaim, “Sesungguhnya aku diberi harta itu hanya karena ilmu yang ada padaku.” (Al-Qashash [28]: 78).

Orang berilmu bisa jadi menyombongkan kepandaiannya, padahal ilmu yang diberikan kepada manusia itu amat sangat sedikit.

Wahai orang-orang yang sombong, seandainya bukan karena hijab dari Allah Ta’ala sesungguhnya tidak sedikitpun tampak kebaikan pada diri kalian. Seandainya Allah membuka hijab kita, akan terbukalah berbagai skandal besar dan kecil yang sangat memalukan. Ilmu yang kita sombongkan melalui gelar, sertifikat, strata kesarjanaan, dan lain sebagainya bisa jadi hasil dari sebuah kecurangan. Pernahkan kita menyontek? Menyadur karya orang lain secara sembunyi-sembunyi? Mendebat tanpa ilmu? Berlagak tahu padahal tidak tahu?

Kalau bukan karena Allah menutupi kelemahan kita, sungguh tak seorang pun hormat kepada kita. Boleh jadi kita saat ini menjadi pemimpin yang dihormati, tapi di balik itu sungguh banyak perilaku tak terpuji yang tak patut ditiru atau diteladani. Kalau orang lain mengetahui, sungguh kita malu sendiri.

Ketahuilah, orang-orang yang telah berceloteh tentang kemuliaan garis keturunannya adalah orang yang gagal. Orang yang berbicara tentang kejayaan masa lalunya adalah orang-orang yang bodoh. Sedangkan orang-orang yang membanggakan kesalehannya dan mempersaksikan kepada orang lain adalah orang yang tertipu. Orang yang mengatakan dirinya suci adalah orang yang patut disangsikan kebenarannya.

Biarlah Allah yang menilai apakah kita termasuk golongan yang suci, sebab Dia-lah yang Maha Tahu dan mempersaksikan setiap perilaku, sikap, dan apa pun yang tersembunyi dari pikiran dan perasaan kita yang paling dalam.

Wallahu ya’lamu ma fish-shudur.

Jumat, 25 Oktober 2013

Malaikat Jibril Menangis


Malaikat Jibril bercerita tentang api neraka.

Bahwa Allah swt, telah menyalakan api neraka itu selama 1.000 tahun, sehingga apinya menjadi merah padam bernyala-nyala.

Lalu dipanaskan lagi 1.000 tahun, lantaran suhu panasnya, api itu berubah warna menjadi putih.
Lalu Allah swt memanaskannya selama 1.000 tahun lagi, hingga apinya berubah menjadi hitam pekat dan gelap.

"Jika ada manusia yang dilemparkan ke dalamnya, maka sekejap saja langsung akan musnah," ujar Jibril.

Kemudian malaikat Jibril pun menangis. "Mengapa engkau menangis Ya Jibril," tanya Rasulullah saw. "Aku takut kepada jiwaku," ucap Jibril.

"Bukankah engkau adalah malaikat, yang tidak mungkin berbuat maksiat kepada Allah swt," kata Nabi saw.

"Benar, akan tetapi takdir Allah bisa berlaku atas siapa saja. Bukankankah Iblis itu asalnya adalah penduduk Surga, lalu berlaku takdir Allah swt atasnya. Hingga Iblis menjadi penghuni Neraka," urai Jibril.

Ya Allah Aku berlindung Kepada Mu dari Siksa Kubur dan Siksan Api Neraka .