Sabtu, 19 Juli 2014

Pelajaran Berharga Perang Badar




Perang Badar adalah perang besar pertama kaum muslimin melawan kafir Quraisy. Perang ini terjadi pada 17 Ramadhan 2 Hijriah bertepatan dengan 17 Maret 624 Masehi. Ketika itu kekuatan kaum muslimin hanya berjumlah 314 orang sedangkan kaum kafir Quraisy mencapai 1.000 orang.

Sebelum perang besar ini pecah, telah terjadi banyak pertikaian kecil antara kaum muslimin Madinah dengan orang-orang kafir Makkah. Salah satunya perang Widan yang berakhir dengan perdamaian.
Setelah Rasulullah Saw mendapat kabar, bahwasannya kafilah Abu Sufyan akan melewati jalur Madinah dalam perjalanan dagangnya dari Suriah menuju Mekkah. Beliau  segera memerintahkan kaum muslimin agar mengumpulkan pasukan untuk menghadang kafilah dagang tersebut.

Rasulullah melakukan itu karena kafilah dagang Abu Sufyan merupakan orang-orang kafir harbi yang terang-terangan memerangi Islam sejak dahulu. Mereka sering menjarah harta benda kaum muhajirin ketika di Makkah dahulu. Mereka juga menganiaya dan membunuh orang-orang yang baru masuk Islam.

Dalam perjalanannya, apa yang telah direncanakan Rasul Saw berbeda dengan kehendak Allah Swt. Allah Swt ingin Rasul Saw dan kaum muslimin mendapat kemenangan yang lebih besar ketimbang hanya sekedar mendapat harta dari kafilah dagang Abu Sufyan.

Dan (ingatlah), ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekekuatan senjatalah yang untukmu, dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir.” (QS. Al-Anfal [8]: 7).

Akhirnya dengan takdir ini kafilah dagang Abu Sufyan dapat lolos dari sergapan Rasul Saw dan pasukan kaum muslimin. Sehingga mereka dapat memberi kabar kepada para pemimpin kafir Mekkah bahwa ummat Islam sedang mengejar mereka.

Dalam waktu singkat Abu Jahal dan kawan-kawannya dapat mengumpulkan kekuatan hingga 1.000 orang lengkap dengan persenjataan perang dan kendaraannya. Dan segera berangkat menuju Badar tanpa diketahui oleh pasukan kaum muslimin.

Setelah pasukan Abu Jahal hampir tiba di Badar, barulah  pasukan kaum muslimin tahu bahwa yang sedang ia hadapi bukanlah kafilah dagang Abu Sufyan yang berjumlah tidak sampai seratus orang melainkan sebuah pasukan perang yang sangat besar.

Dengan langkah cepat Rasulullah Saw dan para sahabat segera menggelar rapat karena ketika itu masih ada kemungkinan untuk mundur. Setelah lama berdiskusi, musyawarah pun mencapai kata mufakat. hasil rapat memutuskan bahwa mereka harus maju berperang melawan kesombongan pasukan Abu Jahal.

Keputusan itu disambut oleh pasukan kaum muslimin. mereka sangat setia kepada Rasulullah Saw walaupun hati merasa enggan untuk berperang mengingat ketidak siapan mereka dan juga personil musuh yang tiga kali lipat jumlahnya.

Pada tanggal 17 Maret bertemulah kedua pasukan tersebut di lembah Badar. Pertempuran ini dimulai dengan pertunjukan gulat tiga lawan tiga. Kaum muslimin yang diwakili oleh Ali, Ubaidah dan Hamzah mampu mengalahkan tiga perwakilan kaum kafir Mekkah.

Setelah itu peperangan pun berkecamuk, kedua belah pihak saling menyerang. Dikisahkan bahwa pasukan kaum muslimin tak berdaya melawan gempuran musuh. Hampir-hampir saja mereka kalah. Namun berkat kedisiplinan pasukan dan juga do’a yang tiada henti-hentinya dipanjatkan oleh Rasul Saw, akhirnya Allah Swt mengirimkan bala bantuan berupa Malaikat yang sangat banyak.

Seperti yang tertulis dalam firman-Nya, “(ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang secara bergelombang.” (QS. al-Anfal [8]: 9).
Akhirnya tepatlah janji Allah Swt. Peperangan yang berkecamuk hanya beberapa jam saja dimenangkan oleh pasukan kaum muslimin. Pasukan kafir tercerai berai dan lari tunggang langgang.

Imam Bukhori memberikan keterangan bahwa pasukan yang tewas dari pihak kafir Mekkah sebanyak tujuh puluh orang dan yang tertawan berjumlah tujuh puluh orang. Sedangkan dari pihak muslim sebanyak 14 orang mati syahid.

Selain mendapat tawanan yang sangat banyak, ummat Islam juga mendapatkan harta rampasan perang yang berlimpah. Kemenangan ini dalam sekejap mengubah status Rasul Saw sebagai seorang buangan dari Makkah, menjadi salah seorang pemimpin utama yang patut diperhitungkan.

Mengenai hal ini Karen Armstrong berkomentar, “Selama bertahun-tahun Muhammad telah menjadi sasaran pencemoohan dan penghinaan; tetapi setelah keberhasilan yang hebat dan tak terduga itu, semua orang di Arabia mau tak mau harus menanggapinya secara serius.”

Marshall Hodgson juga menambahkan bahwa peristiwa di Badar memaksa suku-suku Arab lainnya untuk menganggap umat Muslim sebagai salah satu penantang dan pewaris potensial terhadap kewibawaan dan peranan politik yang dimiliki kaum Quraisy.

Hikmah lain dari kemenangan perang Badar ini adalah posisi kepemimpinan Rasulullah Saw semakin kuat di Madinah.  Beliau dapat mengeluarkan salah satu suku Yahudi yang sering mengancam kedudukan politiknya di Madinah, yaitu Bani Qainuqa.
“…Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 216). [Azam/Islampos]
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar