Kamis, 31 Oktober 2013

Cukuplah Mati Sebagai Pengingat



"Dan Dialah yang telah menghidupkan kamu,kemudian mematikan kamu,kemudian menghidupkan kamu[lagi]sesungguh nya manusia benar benar mengingkari nikmat"(Qs.Al-Hajj:66)

Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW berkata:"perbanyaklah mengingat penuntas kelezatan,yaitu kematian"(HR.Tirmidzi)

Cukuplah kematian sebagai pengingat kematian,karna dengan mengingat kematian akan menambah frekuensi ibadah kepada-Nya,

Maut kapan saja bisa menghampiri dan tidak akan pernah keliru dalam hitungan nya,Maut pun tidak ada yang mengetahui kapan datang nya melainkan Allah SWT.
maka jauhilah hal hal yang tidak berguna dan tak bermanfaat dalam hidup

"tiap tiap yang berjiwa akan,kiamat sajalah di sempurnakan pahala mu.barang siapa di jauhkan dari neraka dan di masukan dalam surga maka sungguh ia telah beruntung.kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan"(Qs.Ali-Imran:185)

Rabu, 30 Oktober 2013

Azab Buat Permepuan Yang Tidak Mau Berjilbab


Wahai saudariku, Kami mengingatkan sebuah pesan dari Nabi Kita, Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam tentang Hijab.

1. Azab buat perempuan yang membuka rambut kepalanya selain suaminya adalah;

‘‘Rambutnya akan digantung dengan api Neraka sehingga mendidih otaknya dan ini terjadi sampai berapa lama ia di dunia semasa hidupnya belum menutup rambut kepalanya...’’

2. Azab buat perempuan yang suka berpakaian seksi dan menonjolkan dadanya adalah;

‘‘Digantung dengan rantai api neraka dimana dada dan pusatnya diikat dengan api neraka serta betis dan pahanya diberikan panggangan seperti manusia memanggang kambing di dunia dan api neraka ini sangat memedihkan perempuan ini...!!!’’

3. Azab buat perempuan yang suka menjadi penggoda dan berusaha menggairahkan pria lain dengan tubuhnya yang aduhai adalah;

‘‘Perempuan ini mukanya akan menghitam dan memakan isi perutnya sendiri...’’

Selasa, 29 Oktober 2013

Azab Pedih Bagi Orang Yang Tak Mau diam Saat Adzan Berkumandang


Kebanyakan orang yang nazak,saat hampir tiba ajalnya,tidak dapat berkata apa-apa …
Lidahnya kelu,keras dan hanya mimik mukanya yang menahan
kesakitan ‘sakaratul maut’. Ini sebabnya adalah kebiasaan remeh
kita yang sering tidak mendiamkan diri saat adzan berkumandang.

Diriwayatkan sebuah hadist:“Hendaklah kamu
mendiamkan diri ketika azan, jika tidak ALLAH akan kelukan lidahnya ketika maut menjemput. ”

Ini jelas menunjukkan, kita disarankan agar mendiamkan diri dan jangan berkata apa-apapun semasa azan berkumandang.

Sebagai seorang Muslim, kita wajib menghormati azan. Azan itu Banyak fadhilahnya(keuntungan).
Sebuah hadist shahih berbunyi “Seandainya memang mengetahui apa yang terkandung dalam adzan dan barisan pertama
(dalam shalat berjamaah), kemudian mereka tidak mendapatinya kecuali dengan cara mengundinya, pasti
mereka mengundinya”(Bukhari dan Muslim).

Jika terhadap lagu kebangsaan saja kita diajari agar berdiri tegak dan diamkan diri,mengapa ketika azan
yang merupakan panggilan ALLAH,kita tidak mendiamkan diri? Itulah makanya,ALLAH mengkelukan
lidahnya saat sakaratul maut datang.

Kita takut dengan kelunya lidah ketika ajal hampir tiba dengan tidak
sanggup mengucap kalimah “Lailahaillallah …”.

Padahal barangsiapa yang dapat mengucapkan kalimah ini ketika
nyawanya akan dicabut ALLAH,dengan izin-Nya ALLAH menjanjikan masuk syurga.

Oleh karena itu, marilah kita sama-sama menghormati azan dan mohon kepada ALLAH supaya lidah ini tidak
kelu ketika nyawa kita sedang dicabut.

Minggu, 27 Oktober 2013

Iblis Makhluk Pertama Yang Sombong



“Dan janganlah kamu menganggap dirimu suci, Dia-lah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (An-Najm [53]: 32).

Suatu hari seorang Sahabat mencap temannya yang selalu berpakaian bagus dan berpenampilan mewah sebagai orang yang sombong. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyangkal pernyataan tersebut. Sebaliknya, beliau mendefinisikan orang sombong adalah yang “menolak kebenaran dan menganggap remeh orang lain”.

Orang yang merasa dirinya suci termasuk bagian dari kesombongan, karena telah menempatkan dirinya pada posisi tertentu yang secara spiritual lebih tinggi dibanding yang lain. Jika perasaan suci itu dinampakkan secara pasif disebut ujub, tapi jika sudah dimanifestasikan secara aktif menjadi kibr atau takabur (kesombongan). Baik kesombongan yang disembunyikan (pasif) maupun kesombongan yang dinampakkan (aktif) sama bahayanya, baik untuk diri mereka sendiri maupun bagi orang lain.

Makhluk pertama yang menunjukkan secara terang-terangan kesombongannya adalah iblis, hanya karena ia merasa “bahan bakunya” lebih baik dibanding dengan bahan baku Adam. Ia menolak dipersamakan dengan Adam, apalagi harus sujud kepadanya. Perbedaan bahan baku itulah yang menginspirasi iblis menyombongkan diri di hadapan penciptanya sendiri, Allah Subhanahu wa Ta’ala. “Aku lebih baik daripadanya, Engkau ciptakan aku dari api, sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.” (Al-A’raf [7]: 12).

Inspirasi kesombongan itu bisa tercetus dari berbagai hal yang dianggap istimewa atau lebih dari yang lain. Seseorang bisa menyombongkan kekuasaan yang dimilikinya, sebagaimana Fir’aun yang berkata, “Bukankah kerajaan Mesir itu milikku….?” (Az-Zukhruf [43]: 51).

Bisa juga orang menyombongkan kekayaannya, sebagaimana Qarun yang mengklaim, “Sesungguhnya aku diberi harta itu hanya karena ilmu yang ada padaku.” (Al-Qashash [28]: 78).

Orang berilmu bisa jadi menyombongkan kepandaiannya, padahal ilmu yang diberikan kepada manusia itu amat sangat sedikit.

Wahai orang-orang yang sombong, seandainya bukan karena hijab dari Allah Ta’ala sesungguhnya tidak sedikitpun tampak kebaikan pada diri kalian. Seandainya Allah membuka hijab kita, akan terbukalah berbagai skandal besar dan kecil yang sangat memalukan. Ilmu yang kita sombongkan melalui gelar, sertifikat, strata kesarjanaan, dan lain sebagainya bisa jadi hasil dari sebuah kecurangan. Pernahkan kita menyontek? Menyadur karya orang lain secara sembunyi-sembunyi? Mendebat tanpa ilmu? Berlagak tahu padahal tidak tahu?

Kalau bukan karena Allah menutupi kelemahan kita, sungguh tak seorang pun hormat kepada kita. Boleh jadi kita saat ini menjadi pemimpin yang dihormati, tapi di balik itu sungguh banyak perilaku tak terpuji yang tak patut ditiru atau diteladani. Kalau orang lain mengetahui, sungguh kita malu sendiri.

Ketahuilah, orang-orang yang telah berceloteh tentang kemuliaan garis keturunannya adalah orang yang gagal. Orang yang berbicara tentang kejayaan masa lalunya adalah orang-orang yang bodoh. Sedangkan orang-orang yang membanggakan kesalehannya dan mempersaksikan kepada orang lain adalah orang yang tertipu. Orang yang mengatakan dirinya suci adalah orang yang patut disangsikan kebenarannya.

Biarlah Allah yang menilai apakah kita termasuk golongan yang suci, sebab Dia-lah yang Maha Tahu dan mempersaksikan setiap perilaku, sikap, dan apa pun yang tersembunyi dari pikiran dan perasaan kita yang paling dalam.

Wallahu ya’lamu ma fish-shudur.

Jumat, 25 Oktober 2013

Malaikat Jibril Menangis


Malaikat Jibril bercerita tentang api neraka.

Bahwa Allah swt, telah menyalakan api neraka itu selama 1.000 tahun, sehingga apinya menjadi merah padam bernyala-nyala.

Lalu dipanaskan lagi 1.000 tahun, lantaran suhu panasnya, api itu berubah warna menjadi putih.
Lalu Allah swt memanaskannya selama 1.000 tahun lagi, hingga apinya berubah menjadi hitam pekat dan gelap.

"Jika ada manusia yang dilemparkan ke dalamnya, maka sekejap saja langsung akan musnah," ujar Jibril.

Kemudian malaikat Jibril pun menangis. "Mengapa engkau menangis Ya Jibril," tanya Rasulullah saw. "Aku takut kepada jiwaku," ucap Jibril.

"Bukankah engkau adalah malaikat, yang tidak mungkin berbuat maksiat kepada Allah swt," kata Nabi saw.

"Benar, akan tetapi takdir Allah bisa berlaku atas siapa saja. Bukankankah Iblis itu asalnya adalah penduduk Surga, lalu berlaku takdir Allah swt atasnya. Hingga Iblis menjadi penghuni Neraka," urai Jibril.

Ya Allah Aku berlindung Kepada Mu dari Siksa Kubur dan Siksan Api Neraka .

Kamis, 24 Oktober 2013

Wanita Dinikahi Karena 4 Perkara


Di nikahi wanita itu karena 4 macam :

1. Karena hartanya.

2. Karena kebangsawanannya/Kemuliaannya.

3. Karena Kecantikannya.

4. Karena Agamanya. Maka pilihlah karena Agamanya, akan beruntunglah kamu. (HR. Bukhari-Muslim)

Rabu, 23 Oktober 2013

Persiapan Sebelum Ajal Tiba




Ajal tak pernah pilih pilih usia, besar kecil tua muda sehat ataupun sekarat siapa yang berangkat lebih awal tak ada yang mengetahui. karena itu persiapkan diri kita seblum Ajal menjemput.
semoga catatan ini menjadi pencerahan buat kita dan keluarga kita.

Kematian adalah perjalanan yang pasti dilalui oleh setiap manusia. Perjalanan yang sangat jauh dan lama waktunya. Perjalanan yang membutuhkan bekal yang memadai, menuju negeri akhirat. Dalam perjalanan kita mesti melalui stasiun-stasiun dan jalan-jalan yang terjal dan sangat berbahaya. Kendaraannya harus bagus dan prima, dan bekalnya harus cukup dan memadai. Jika tidak, na’udzubillah, kita mohon perlindungan kepada Allah swt darinya.
Karenanya sebelum kematian menjemput kita, kita buat persiapan. Apa persiapan dan bekal yang paling utama?

Pertama: Mengakui dosa-dosa, ketidakberdayaan di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, dan penyesalan yang dalam. Agar taubat kita diterima dan sempurna. Penyesalan dan taubat yang disertai dengan tangisan dan tetesan air mata di hadapan Allah Yang Maha Suci. Agar Dia mengampuni salah dan dosa kita, menerima taubat kita.

Kedua: Menunaikan hak-hak Allah dan hak-hak manusia. Lakukan sendiri, tidak diwakilkan kepada orang lain.

Ketiga: Memperhatikan dan memperdulikan wasiat. Tunaikan sendiri hak-hak Allah dan hak-hak manusia, jangan diwakilkan kepada orang lain.

Keempat: Persoalan harta. Harta pasti akan keluar dari tangan kita. Tunaikan sendiri, jangan wakilkan pada orang lain atau ahli waris. Karena belum tentu mereka memikirkan nasib kita di negeri Barzakh dan Akhirat. Mengapa? Karena manusia dan setan akan selalu berbisik pada ahli waris agar tidak menunaikan hak-hak yang berkatan dengan harta. Sementara jika ajal telah tiba semua itu sudah berada di luar kemampuan dan kekuasaan kita. Saat itulah timbul penyesalan yang amat sangat dalam seperti yang dinyatakan di dalam Al-Qur’an:
“Ketika kematian telah datang kepada salah seorang dari mereka, ia berkata: Duhai Tuhanku, kembalikan aku ke dunia agar aku berbuat amal saleh terhadap apa yang aku tinggalkan.” (Al-Mu’minun: 99-100).
Maka ayat tersebut telah disepakati bahwa penyesalan manusia di negeri Barzakh tak berguna lagi. Dan yang dimaksud dengan amal yang belum ditunaikan dan disesalkan adalah amal yang berkait dengan harta.
Penyesalan akan bertambah dalam dan penderitaan semakin mencekam, saat ia menyaksikan harta yang ditinggalkan pada anak dan keluarganya tak pernah dikeluarkan untuk kebutuhan dirinya, bahkan digunakan pada kemaksiatan dan hal-hal yang dimurkai oleh Allah swt. Ia pasti menangis dan menjerit pilu, menyesali hartanya. Mengapa ia tidak menggunakan dan menghabiskan saat hidupnya untuk kepentingan dirinya di negeri Barzakh dan Akhirat. Kisah ini banyak disebutkan dalam hadis-hadis Nabi saw dan Ahlul baitnya (sa) bahwa orang yang seperti ini pasti menangis, merintih dan menjerit pilu, khususnya setiap kamis sore hingga bakdah shalat Jum’at. Karena saat-saat inilah dia diizinkan oleh Allah swt untuk berkunjung kepada anak-anaknya dan keluarganya.
Ya Allah, ya Rahmân ya Rahîm, selamatkan kami dari penyesalan ini, penyesalan yang tak berguna dan tak berakhir.
Kelima: Mempersiapkan kain kafan berikut adab-adabnya. Misalnya kain kafan yang dituliskan teks kalimat syahadah, nama2 orang suci, asma2 Allah, doa Jawsyan Kabir (1000 asma Allah). Sebagai catatan penting: jangan ditulis dengan tinta berwarna hitam.

(Disarikan dari kitab Al-Bâqiyâtus Shâlihât, bab 6: 532-533)